Rabu, 09 Maret 2016



“rin, main yuk kan udah lama ni kita gak main bareng ..” begitu smsku pada rinda salah seorang sahabatku. Tentu saja kami sangat dekat, bila ku hitung sampai detik ini sudah 15 tahun berlalu dan persahabatan kami tidak pernah putus semenjak ospek sampai lulus kuliah kami selalu bersama, aku, rinda, dea dan key.
                Kring..
“aku gak bisa Ta, tau sendiri kan anakku suka rewel kalau pergi pergi gak sama ayahnya..”
Untuk kesekian puluh kali aku lupa Rinda sudah beranak 2, dan begitupun dengan kedua sahabatku yang lain, Key beranak 1 dan Dea, meskipun belum memiliki anak tapi dia ikut suaminya ke kalimantan.. Mereka sudah memiliki keluarga dan lagi lagi “tinggal aku yang sendirian”. Jika sudah begini, keputusasaanku akan berakhir di sudut cafe dengan beberapa donat dan expresso sambil harap harap cemas apakah ada pangeran bermobil putih yang khilaf ketika melihatku dan berpikir jika aku ini secantik kate meddleton lalu membawaku kabur ke Istananya yang ada di Negeri antah berantah. Hahaha...
Ku keluarkan buku yang ku beli sebelum kemari. Novel karya Sapta memang selalu menarik untuk ku baca, tentang cinta yang begitu beragam. Satu, Dua, Tiga lembar halaman ku lahap sampai kalimat ibu tadi pagi berterbangan di segala sudut pandang mataku. Begitu jelas kalimat demi kalimat pembicaraan kami tadi pagi. Menyayat hati yang sudah tersayat menjadi semakin terluka.
”ndug, sedang apa kamu ?”
“siap siap mau ke kantor bu.. ada apa”
“tidak apa apa, tadi malam adekmu telpon, katanya minggu ini ada yang mau kerumah, katanya sih mau main ke pantai sama teman temannya dari semarang”
“nggih Bu, bukan sekali dua kali kan adek membawa teman temannya ke rumah lalu mereka main main di Jogja bu ..”
“kali ini beda ndug, ada yang mau adekmu kenalkan ke kita.”. Deg.
“ndug, kenapa belum ada yang rawuh ke Bapak.” Lanjutnya.
“nggih Bu, nanti klo waktunya sudah pas pasti Ita sowan Ibu dan Bapak.”
“Selalu begitu yang kamu ucapkan ndug, Ibu dan Bapakmu ini tau kamu ndug”
Hening sejenak sebelum ibu melanjutkan kalimatnya,
“sebenarnya ibu dan bapak itu tidak ingin kalau di keluarga kita ada istilah lompat lompatan dalam pernikahan kalian berdua. Maumu apa to ndug, di carikan gak mau, cari sendiri yo gak dapet dapet”aku hanya bisa diam jika ibu sudah berbicara begitu.
“Ndug, kalau kamu memang mau cari jodohmu sendiri, renungkan dan sowan bapakmu bagaimana baiknya..”
“nggih bu, besok klo libur ita sowan bapak ..ibu tenang ngih ..Ita mau ke kantor dulu”
“Ya sudah ,,hati hati dan jangan lupa makan untuk menjaga kesehatanmu.”
“nggih bu, salam untuk bapak.”
Kalimat yang membuatku pusing bukan kepalang. Niatku untuk pulang ke rumah sepulang kantor hari ini pun aku urungkan. Aku benar benar stress. Ku antukkan kepala di meja beberapa kali kemudian kusesap expresso yang sedari tadi menemaniku di sudut cafe biasa ku kunjungi bersama sahabat-sahabatku yang kini rajin ku kunjungi sendirian apalagi dalam suasana seperti ini. Rasanya yang pahit membuatku merasa bahwa aku tidak sendirian menikmati kapahitan hidupku. Dan cinta ??andaikan ini sebuah drama korea yang biasa aku tonton tentulah aku tau bagaimana akhirnya aku akan bersamamu yang menjadi pujaan banyak wanita. Tapi sayangnya ini bukan sekedar drama, tapi kisah nyata dimana aku pemeran utama yang terancam atau bahkan memang sudah menjadi perawan tua. Aku bukan karna peduli pada perkataan orang lain yang selalu membicarakanku dan bertanya kapan aku menikah, tapi karna hati ini yang sudah merindukanmu di sisiku, Cinta. Bisakah kau sedikit berlari atau kencang berlali menemuiku ??kemudian bersama merajut asa. Ahh.sepertinya terlalu jauh bagiku jika harus membayangkan bagaimana asa itu kita raih sembari bergandeng tangan.
Iseng aku search tempat berlibur serta semua keperluan dan akomodasi perjalanan serta penginapan. Yup, Aku kirim sms ke Ibu untuk beberapa hari ini aku akan sibuk jadi tidak bisa di hubungi. Dan ku telpon bosku untuk minta ijin cuti,
“maaf boss, saya ijin hari senin besok tidak masuk kantor ya ..”
“loh ?kenapa Ta ?Gak biasanya ..”
“iya boss, saya ijin pake jatah cuti ya ..saya butuh refreshing boss”
“Oke, 3 hari gak bisa lebih ya. Mau kemana memang ?”
“hehe, Karimun Jawa boss ..”
“Oke. Have a nice holiday ya ..”
“trimakasih banyak ya boss”
“sama-sama”
Tuuuuttt... Yah, ada untungnya juga menjadi karyawati abadi di kantor ditambah absen yang tidak pernah kosong seperti aku ini.
Tiga jam kemudian aku sudah memacu mobilku menuju karimun jawa, sendiri. Aku ambil semua keperluan yang aku butuhkan disana, tak lupa ku ikut sertakan make-up agar jika bertemu pangeran disana aku tetap bisa tampil maksimal. hehe. Dan sekarang aku hanya terus memacu mobilku mengikuti arah yang sudah di sediakan pemerintah itu, sambil sesekali melihat map di handphone, dan aku masih yakin aku “belum tersesat”dan semoga tidak. Melewati banyak rambu lalu lintas, berhenti di setiap lampu merah yang menyala, tak berpengaruh banyak bagiku untuk memusnahkan pembicaraanku dengan ibu yang terus berterbangan mengikutiku.
*to be cotinue*